JURAGAN BRA YANG MENJADI PENGUSAHA
TOUR DAN TRAVEL.
TOUR DAN TRAVEL.
Semua berawal dari kegigihannya menjual pakaian dalam wanita,kini bisnis Jefri terus berkembang. Setelah sukses mengembangkan usaha biro perjalanan di pasar grosir Aur Kuning di Bukittinggi, kini ia merangsek ke pusat grosir dunia di Tanah Abang Blok A, Jakarta.
Dalam bahasa Spanyol, Bonita berarti wanita jelita. Begitu tersebut tak bisa dipisahkan dari Jefri Van Novis, pria lajang kelahiran Buktitinggai. Ke mana-mana ia selalu membawa pakaian dalam wanita. Bahkan di pasar grosir Aur Kuning di Buktitinggi dan berbagai pasar di Padang, Sumatra Barat, Jefri identik dengan Bonita.
Ia selalu membawa-bawa pakaian dalam wanita. Bukan berarti dia banci, itu hanya karena urusan bisnis. Pastinya, bisnisnya adalah jual beli produk pakaian dalam wanita bermerek Bonita. Bisnis ini ditekuninya sejak ia masuk perguruan tinggi.
Usai tamat SMU, Jefri yang termasuk murid terpandai disekolahnya ini tak terlalu yakin ia bisa melanjutkan studi ke universitas. Meski begitu, ia tetap mengikuti SPMB dan mengincar salah satu fakultas terfavorit di perguruan tinggi terfavorit di Sumatra Barat dan berhasil lolos. Senang dan bangga, namun membersit juga rasa khawatir untuk membayar biaya kuliah yang terbilang mahal bagi keluarganya, serta biaya hidup selama k uliah di Padang. Maka munculah gagasan untuk berkuliah sambil berdagang. Semua keluarganya mendukung pilihan ini. Apalagi keluarga mereka memang berlatar belakang pedagang.
Maka jadilah Jefri pedagang produk pakaian dalam wanita-merek Bonita, yang diproduksi kakak sepupu di Jakarta. Modalnya adalah tekad dan kepercayaan dari kakak sepupunya, karena Jefri tak memiliki memiliki modal sepeser pun. Ia mendapat kredit selama satu minggu. Jadi produk yang diambilnya baru dibayar seminggu kemudian.
Untuk mencari uang guna membayar uang masuk kuliahnya, Jefri langsung bergerak memasarkan produk bagi kalangan menengah ke bawah di pasar Aur Kuning, Bukittinggi, Sumatra Barat. Lokasi pasar ini sangat strategis dan ramai, banyak pedagang dari daerah-daerah lain yang datang berbelanja ke pasar ini untuk didistribusikan ke kota lain .
Jefri memang tipikal orang Minang asli, ulet dan pantang menyerah. Ia langsung memasarkan produk dan semua peluang dijajalnya. Semua toko di Padang ditawarinya. Selain memasok toko grosir, juga memasarkan ke pedagang eceran dan kaki lima dengan harga yang berbeda, sehingga ia mendapatkan margin lebih besar lagi.
Tanggapannya sangat beragam. Ada yang suka dan memuji, ada juga yang meremehkan produk mereka. Namun itu tak mampu mematahkan semangatnya. Ia menawarkan ke ratusan toko, maka jumlah toko yang berkenan membeli produknya pun cukup banyak.
Ke kampus pun ia tak ragu membawa barang dagangannya ini dan menawarkannya kepada rekan kuliahnya. Sambutannya pun beragam. Julukan bagi Jefri malah membuat dagangannya kian dikenal. Bahkan ketika usahanya kian berkembang, koleganya yang sempat melecehkan malah berbalik salut kepadanya.
Meski sangat sibuk berbisnis, bukan berarti kuliahnya diabaikan. Bahkan Jefri mampu menyelesaikan studinya dengan IPK terbilang tinggi. Untuk bisa menyelesaikan kuliah dan berbisnis dengan baik, Jefri memang harus disiplin membagi waktunya. Tiap Senin hingga Jumat, pagi sampai sore kuliah, setelah itu berkeliling pasar Padang menagih pembayaran produknya. Jumat sore menyetorkan uang sekaligus mengambil produk baru untuk dipasarkan. Disela-sela kepadatan jadwalnya ia masih menyempatkan kursus bahasa Inggris. Ini merupakan modal penting dalam mengahadapi persaingan global.
Usai berkuliah, Jefri masih tetap memasok barang, membantu kakaknya berdagang. Sambil membantu kakaknya ia mempelajari seluk-beluk pasar grosir terbesar di Sumatra Barat dan mencoba potensi-poyensi bisnis yang bisa digali dari jejaring yang dikembangkannya disana.
Potensi bisnis di sector ini terbilang besar. Orang Minang yang dikenal perantau dan kerap bepergian ke seantero Nusantara bahkan mancanegara untuk berniaga dan menggerakkan roda bisnis mereka. Dengan jejaring luas di kalangan pedagang besar dan grosir di Pasar Aur Kuning, Jefri bisa meraup peluang itu. Hubungan baik dengan sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah membuat banyak yang memesan tiket kepadanya. Bahkan ia juga meraih kepercayaan dari Jabatan, karena mampu memberikan layanan yang memuaskan kepada tiga rombongan dari Malaysia yang berkunjung ke Bukittinggi.
Jefri mengaku,persaingan antar maskapai penerbangan amat ketat, maka jika kita geluti secara serius lama-lama pelanggan makin banyak dan hasilnya pun makin banyak. Selain menjual tiket perjalanan udara seluruh maskapai penerbangan domestic dan sebagaian penerbangan internasional, kini Bonita menjual paket perjalanan waisata, perjalanan biadah umrah, haji ONH plus, serta rental mobil dan voucher hotel.
Berbeda dengan kebanyakan biro perjalanan di Bukittinggi dan sekitarnya, yang sekedar menyediakan tiket, Bonita Tour and Travel member sejumlah nilai tambah. Kesungguhan Jefri membesarkan Bonita terlihat dari berbagai upaya promo yang dilakukannya. Seluruh ilmu yang dipelahari di perguruan tinggi, dan yang dipetiknya dari pengalaman langsung berbisnis sejak semester pertama kuliah diterapkannya.
Jefri tak ragu menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai toko di Aur Kuning dan menggencarkan promosi dengan berbagai media, seperti dari mulut kemulut, media cetak, radio, dan membuka stand di berbagai pameran usaha.
Sukses di kota asalnya, Jefri merentangkan sayapnya ke Jakarta dan kota lainnya. Misal, ia membuka cabang di Pasar Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasi ini sangat strategis karena merupakan pusat bisnis grosir yang melayani seluruh Indonesia juga ekspor dan impor. Bisa dipastikan kebutuhan tiket ke berbagai penjuru dunia terbuka luas.
Namun berbeda dengan di Aur Kuning dan Bukittinggi yang pasarnya telah dikuasainya dengan baik, Jefri harus bekerja keras lagi karena banyak biro perjalanan lainnya yang telah menancapkan kukunya lebih dulu. Namun Jefri tak kehabisan akal. Pelanggan mereka yang selama ini membeli di Bukittinggi banyak yang berdagang disini. Merekalah yang menjadi target awal. Pelanggan baru yang membeli disini pun cukup banyak.
Jefri juga ingin membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. Lingkup usaha seputar bisnis ini memang masih sangat potensial untuk digali. Untuk sasaran jangka pendek, ia mengembangkan layanan jasa pengiriman, juga berniat masuk ke usaha penukaran uang (money changer).
Seiring dengan itu, angannya pun melambung. Impian terbesar Jefri adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air. Dan seiring dengan itu bisnisnya pun terus membumbung tinggi, lebih tinggi dari pesawat yang tengah terbang di udara.
sumber : Rhenald Kasali, 2010, "Wirausaha Muda Mandiri, Ketika Anak Sekolah Berbisnis", PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dalam bahasa Spanyol, Bonita berarti wanita jelita. Begitu tersebut tak bisa dipisahkan dari Jefri Van Novis, pria lajang kelahiran Buktitinggai. Ke mana-mana ia selalu membawa pakaian dalam wanita. Bahkan di pasar grosir Aur Kuning di Buktitinggi dan berbagai pasar di Padang, Sumatra Barat, Jefri identik dengan Bonita.
Ia selalu membawa-bawa pakaian dalam wanita. Bukan berarti dia banci, itu hanya karena urusan bisnis. Pastinya, bisnisnya adalah jual beli produk pakaian dalam wanita bermerek Bonita. Bisnis ini ditekuninya sejak ia masuk perguruan tinggi.
Usai tamat SMU, Jefri yang termasuk murid terpandai disekolahnya ini tak terlalu yakin ia bisa melanjutkan studi ke universitas. Meski begitu, ia tetap mengikuti SPMB dan mengincar salah satu fakultas terfavorit di perguruan tinggi terfavorit di Sumatra Barat dan berhasil lolos. Senang dan bangga, namun membersit juga rasa khawatir untuk membayar biaya kuliah yang terbilang mahal bagi keluarganya, serta biaya hidup selama k uliah di Padang. Maka munculah gagasan untuk berkuliah sambil berdagang. Semua keluarganya mendukung pilihan ini. Apalagi keluarga mereka memang berlatar belakang pedagang.
Maka jadilah Jefri pedagang produk pakaian dalam wanita-merek Bonita, yang diproduksi kakak sepupu di Jakarta. Modalnya adalah tekad dan kepercayaan dari kakak sepupunya, karena Jefri tak memiliki memiliki modal sepeser pun. Ia mendapat kredit selama satu minggu. Jadi produk yang diambilnya baru dibayar seminggu kemudian.
Untuk mencari uang guna membayar uang masuk kuliahnya, Jefri langsung bergerak memasarkan produk bagi kalangan menengah ke bawah di pasar Aur Kuning, Bukittinggi, Sumatra Barat. Lokasi pasar ini sangat strategis dan ramai, banyak pedagang dari daerah-daerah lain yang datang berbelanja ke pasar ini untuk didistribusikan ke kota lain .
Jefri memang tipikal orang Minang asli, ulet dan pantang menyerah. Ia langsung memasarkan produk dan semua peluang dijajalnya. Semua toko di Padang ditawarinya. Selain memasok toko grosir, juga memasarkan ke pedagang eceran dan kaki lima dengan harga yang berbeda, sehingga ia mendapatkan margin lebih besar lagi.
Tanggapannya sangat beragam. Ada yang suka dan memuji, ada juga yang meremehkan produk mereka. Namun itu tak mampu mematahkan semangatnya. Ia menawarkan ke ratusan toko, maka jumlah toko yang berkenan membeli produknya pun cukup banyak.
Ke kampus pun ia tak ragu membawa barang dagangannya ini dan menawarkannya kepada rekan kuliahnya. Sambutannya pun beragam. Julukan bagi Jefri malah membuat dagangannya kian dikenal. Bahkan ketika usahanya kian berkembang, koleganya yang sempat melecehkan malah berbalik salut kepadanya.
Meski sangat sibuk berbisnis, bukan berarti kuliahnya diabaikan. Bahkan Jefri mampu menyelesaikan studinya dengan IPK terbilang tinggi. Untuk bisa menyelesaikan kuliah dan berbisnis dengan baik, Jefri memang harus disiplin membagi waktunya. Tiap Senin hingga Jumat, pagi sampai sore kuliah, setelah itu berkeliling pasar Padang menagih pembayaran produknya. Jumat sore menyetorkan uang sekaligus mengambil produk baru untuk dipasarkan. Disela-sela kepadatan jadwalnya ia masih menyempatkan kursus bahasa Inggris. Ini merupakan modal penting dalam mengahadapi persaingan global.
Usai berkuliah, Jefri masih tetap memasok barang, membantu kakaknya berdagang. Sambil membantu kakaknya ia mempelajari seluk-beluk pasar grosir terbesar di Sumatra Barat dan mencoba potensi-poyensi bisnis yang bisa digali dari jejaring yang dikembangkannya disana.
Akhirnya tahun 2006 setelah merasa mantap, ia pun membangun bisnis yang terpisah dari sang kakak. Bisnis pakaian dalam ditinggalkan, semua pelanggannya diserahkan kepada kakaknya. Namun ada satu yang tak bisa dilepasnya yaitu nama Bonita, yang dipandangnya sudah melekat dengan personal brandnya dan membawa hoki. Perusahaannya yang bergerak di industri perjalanan dan wisata diberi nama Bonita Tour and Travel. Perusahaan ini terutama melayani pemesanan tiket pesawat udara untuk tujuan ke dalam dan ke luar negeri.
Dengan modal yang tidak terlalu banyak, Jefri merintis usaha barunya dengan menjadi subagent penjualan tiket pesawat. Setelah setahun menjadi subagent, Jefri bisa mewujudkan keinginanya menjadi agen resmi. Sebagai agen resmi, ia bisa menikmati komisi penuh, serta mendapat sejumlah intensif lainnya.Pada April 2007 ia menggandeng sang kakak untuk mendirikan PT sebagai syarat untuk bisa menjadi agen resmi. Disini pun ia merangkak dari bawah. Karena modalnya terbatas, ia hanya bisa mengajukan dari bawah. Berawal dari Mandala Airlines, lalu Batavia Air. Namun berkat kegigihan menjual tiket, kemudian satu demi satu penerbangan lainnya seperti Garuda Indonesia mulai mempercayakan penjualan tiket mereka kepada Bonita.
Jefri mengaku,persaingan antar maskapai penerbangan amat ketat, maka jika kita geluti secara serius lama-lama pelanggan makin banyak dan hasilnya pun makin banyak. Selain menjual tiket perjalanan udara seluruh maskapai penerbangan domestic dan sebagaian penerbangan internasional, kini Bonita menjual paket perjalanan waisata, perjalanan biadah umrah, haji ONH plus, serta rental mobil dan voucher hotel.
Berbeda dengan kebanyakan biro perjalanan di Bukittinggi dan sekitarnya, yang sekedar menyediakan tiket, Bonita Tour and Travel member sejumlah nilai tambah. Kesungguhan Jefri membesarkan Bonita terlihat dari berbagai upaya promo yang dilakukannya. Seluruh ilmu yang dipelahari di perguruan tinggi, dan yang dipetiknya dari pengalaman langsung berbisnis sejak semester pertama kuliah diterapkannya.
Jefri tak ragu menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai toko di Aur Kuning dan menggencarkan promosi dengan berbagai media, seperti dari mulut kemulut, media cetak, radio, dan membuka stand di berbagai pameran usaha.
Sukses di kota asalnya, Jefri merentangkan sayapnya ke Jakarta dan kota lainnya. Misal, ia membuka cabang di Pasar Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasi ini sangat strategis karena merupakan pusat bisnis grosir yang melayani seluruh Indonesia juga ekspor dan impor. Bisa dipastikan kebutuhan tiket ke berbagai penjuru dunia terbuka luas.
Namun berbeda dengan di Aur Kuning dan Bukittinggi yang pasarnya telah dikuasainya dengan baik, Jefri harus bekerja keras lagi karena banyak biro perjalanan lainnya yang telah menancapkan kukunya lebih dulu. Namun Jefri tak kehabisan akal. Pelanggan mereka yang selama ini membeli di Bukittinggi banyak yang berdagang disini. Merekalah yang menjadi target awal. Pelanggan baru yang membeli disini pun cukup banyak.
Jefri juga ingin membesarkan bisnisnya ke bidang terkait. Lingkup usaha seputar bisnis ini memang masih sangat potensial untuk digali. Untuk sasaran jangka pendek, ia mengembangkan layanan jasa pengiriman, juga berniat masuk ke usaha penukaran uang (money changer).
Seiring dengan itu, angannya pun melambung. Impian terbesar Jefri adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air. Dan seiring dengan itu bisnisnya pun terus membumbung tinggi, lebih tinggi dari pesawat yang tengah terbang di udara.
sumber : Rhenald Kasali, 2010, "Wirausaha Muda Mandiri, Ketika Anak Sekolah Berbisnis", PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar